Kegiatan penelitian dilakukan di desa wisata Bukit Cinta Gunung Gajah Klaten. Penelitian ini berfokus pada pemberdayaan bumdes yang merupakan penggerak dalam pengelolaan pariwisata. Pengelola desa wisata bukit cinta merupakan masyarakat lokal yang memiliki pengalaman dalam pelestarian potensi alam. Adapun potensi yang dimiliki bukit cinta adalah berbagai bebatuan morfologi yang terletak di pegunungan tinggi, sehingga lokasi ini mendapatkan view yang menarik untuk dikunjungi. Selain itu bebatuan di desa wisata bukit cinta ini merupakan bebatuan langka yang tidak ditemukan didaerah lai. Berbagai penelitian geologi sedang mengkaji terkait potensi ini sebagai sumber daya alam yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat apabila dapat dikelola dengan baik.

Keberadaan desa wisata ini mampu memberikan penghidupan bagi masyarakat desa Gunung gajah, namun dmeikian adanya pandemic menjadikan mereka harus kehilangan beberapa pekerjaan seperti pedagang, jasa kuliner, dan tukang parkir. Bumdes sebagai pengelola desa wisata berkolaborasi dengan tim peneliti dari PLS UNY untuk mengembangkan model pengelolaan pariwisata. Model yang dihasilkan yaitu perlu adanya Lembaga mitra atau CSR untuk mengangkat Kembali desa wisata Bukit Cinta. Masyarakat desa wisata Gunung gajah masih memiliki antusias dan motivasi yang tinggi sehingga mereka masih membutuhkan pendampingan untuk mengelola pariwisata. Prinsip-prinsip apriwisata yang diterapkan adalah pengelola harus berasal dari masyarakat lokal. Hal ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat lokal dengan terlibat dalam pengelolaan desa wisata. Kondisi ini sejalan dengan tujuan SDG s desa pertama yaitu desa tanpa kemiskinan. Dengan adanya desa wisata maka banyak peluang pekerjaan bagi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan sehingga konsep no left one behind dapat terealisasi. Pariwisata mampu mendukung ketahanan pangan masyarakat, karenapariwisata dapat menjadi magnet bagi perekonomian masyarakat khususnya masyarakat lokal. (trs)