Seminar Nasional UNY: Resiliensi sebagai Jawaban Tantangan Zaman

Yogyakarta, Gedung IDB PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tanggal 15 januari 2025 menjadi saksi berlangsungnya Seminar Nasional Transformasi Belajar di Era Masyarakat Digital dengan Penguatan Resiliensi. Acara yang dihadiri oleh 200 akademisi, mahasiswa, dan praktisi ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Prof. Dr. Siti Irene Satuti Dwiningrum, M.Si. dan Dr. Riana Nurhayati, S.Pd., M.Pd..

Seminar yang dilaksanakan ini menyoroti pentingnya penguatan resiliensi di era digital, terutama dalam konteks transformasi pembelajaran. Kedua narasumber memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana manusia dapat beradaptasi di tengah perubahan cepat teknologi dan tantangan global.

Menguatkan Resiliensi: Mengenal Diri untuk Mencapai Tujuan

Dalam paparannya, Prof. Dr. Siti Irene Satuti Dwiningrum menekankan bahwa penguatan resiliensi dimulai dari mengenal diri sendiri. “Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri: Who am I? Siapa kita dan apa tujuan hidup kita ke depan? Dengan memahami diri, kita dapat menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri dan strategi yang tepat,” jelas beliau.

Sementara itu, Dr. Riana Nurhayati menambahkan bahwa resiliensi tidak hanya membantu individu untuk bangkit dari kesulitan, tetapi juga mendorong mereka untuk terus berkembang. “Resiliensi memberikan kemampuan untuk bertahan di tengah tekanan dan perubahan, sambil tetap menjaga tujuan hidup yang ingin dicapai,” ungkapnya. Menurutnya, di era masyarakat digital, resiliensi juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap teknologi serta membangun hubungan yang sehat di lingkungan digital.

Tujuan dan Manfaat Resiliensi

Seminar ini menyoroti berbagai manfaat resiliensi bagi manusia, antara lain:

  1. Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi: Resiliensi membantu individu untuk tetap tenang dan fokus dalam menghadapi situasi sulit.
  2. Peningkatan Adaptasi Teknologi: Membantu individu menghadapi perkembangan digital dengan cepat dan efektif.
  3. Keseimbangan Emosi dan Relasi Sosial: Resiliensi mendorong hubungan yang lebih harmonis dan produktif.
  4. Membangun Koneksi Sosial yang Positif: Orang yang tangguh cenderung mampu membangun hubungan yang lebih harmonis di lingkungan sosial maupun profesional.

Sesi Diskusi dan Foto Bersama

Seminar yang dihadiri berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga praktisi pendidikan, diakhiri dengan sesi diskusi interaktif. Para peserta diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber, sehingga terjadi pertukaran gagasan yang kaya dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Acara ditutup dengan foto bersama, menandai kebersamaan yang terjalin sepanjang seminar.

Harapan bagi Para Peserta

Di akhir acara, narasumber menyampaikan harapan besar bagi para peserta seminar. Prof. Dr. Siti Irene Satuti Dwiningrum berharap ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. “Semoga Anda semua menjadi individu yang resilien, mampu menghadapi tantangan di era digital, dan terus berkembang untuk mencapai tujuan hidup,” tuturnya.

Seminar ini menjadi momentum penting untuk mendorong transformasi pembelajaran yang adaptif dan inovatif di era masyarakat digital, serta menciptakan generasi tangguh yang siap menghadapi masa depan.