MEMBANGKITKAN JIWA WIRAUSAHA PARA KOMUNITAS PENDIDIKAN

Bertempat di gedung unggul Pascasarjana UNY, mahasiswa S3 MP UNY 2018 mengundang pelaku usaha, untuk terlibat dalam sesi perkuliahan Rabu (24 April 2019). Junaidin, ketua kelas, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tukar pengalaman dengan pelaku usaha merupakan pengayaan mata kuliah kewirausahaan pendidikan yang diampu Prof. Sukirno. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan, sikap, dan praktik kewirausahaan, yang menjadi bekal baik dengan menimba pengalaman, dan pada sesi kuliah berikutnya akan berkunjung ke SD Tumbuh Yogyakarta.  Prof. Sukirno menyampaikan bahwa mata kuliah ini membahas pemahaman dan keterampilan strategis dalam menggunakan konsep kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang layak. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah, penugasan dan diskusi di kelas maupun luar kelas. Mata kuliah ini bertujuan membekali mahasiswa: membangun spirit/jiwa wirausaha, membentuk karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, dan melatih keterampilan/skill wirausaha secara strategis dalam pendidikan. 

 

Pelaku usaha yang hadir yaitu Jamaludin, kelahiran 1976 dari Boyolali, mengawali usahanya dari karyawan stempel manual di sekitar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sekitar 4 tahun, dari 1993-1997. Saat itu, setelah lulus SMP Jamal berangkat dari kampung halamannya, merantau untuk bekerja di Yogyakarta. Keinginan untuk mandiri begitu kuat dengan membuka usaha sendiri, di dorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih baik. Setelah bicara baik-baik dengan pemilik usaha stempel tempat Jamal bekerja, bahwa ada keinginan kuat untuk mandiri. Pemilik usaha itu mengijinkan dengan tetap bekerja, tapi boleh menerima pesanan secara mandiri.

 

Pengetahuan yang dapatkan Jamal tentang usaha diperoleh dari bahan bacaan penjual koran yang bersebelahan, 4 kali pindah usaha stempel selalu berdekatan dengan penjual Koran. Saat ini usaha Jamal beromzet 500 juta per bulan dengan unit utama stempel dan pengadaan bahan stempel. Jamal saat ini menjadi distributor bahan stempel di Indonesia, dan terbesar di Yogyakarta. Tempat usahanya berada di Demangan Baru Yogyakarta, dekat SMA Debrito, ada sekitar 40 kios di tempat itu, dan punya Jamal terbesar.

 

Dimoderatori Jumianto Widodo, diskusi berjalan hangat dan cair, mahasiswa antusias menanyakan tentang proses dan inovasi usaha yang dilakukan Jamal. Inovasi usaha banyak dilakukan Jamal, dari bahan stempel sampai alat-alat yang digunakan dengan perbaikan dan uji coba penambahan pirantinya.  Peluang usaha stempel selain lembaga, kepanitiaan, dan unit-unit usaha yang membutuhkan. Nilai-nilai keikhlasan sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha.

 

Di akhir sesi, Prof. Sukirno menyampaikan melalui Jamal, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menggunakan konsep kewirausahaan dalam bidang pendidikan. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu membuat proposal sederhana tentang sebuah usaha yang layak dijalankan di suatu lembaga pendidikan berwirausaha atau artikel yang dipublikasi di dalam forum (jurnal/seminar) nasional, regional, maupun internasional.

 

Teguh Triwiyanto menyimpulkan ada beberapa nilai yang dapat diterapkan dalam kewirausahaan yaitu (1) seseorang harus memiliki jiwa mandiri, (2) pengusaha perlu ilmu dengan membaca, melihat, dan mendengar dari berbagai sumber, (3) buang egois, (4) jangan suka menyalahkan orang lain, (5) setiap orang punya potensi yg luar biasa, tugas kita mengembangkannya, (6) usaha perlu dana pengamanan, (7) positif thinking (Junaidin, Teguh, Sugeng).